MENDEKAP MEGAHNYA LAWU: MENGUKIR JEJAK DAN MEWUJUDKAN IMPIAN

     Anggota Muda Cakar Karang Divisi Gunung Hutan UPL MPA Unsoed telah melaksanakan kegiatan Operasional Pengembaraan. Operasional merupakan titik puncak dari serangkaian kegiatan pengembaraan yang dimulai dari Simulasi, Praktik Lapang, Latihan Lapang dan Try Out. Tujuan dilaksanakannya Operasional Pengembaraan sendiri yaitu sebagai salah satu syarat mendapatkan Nomor Registrasi Pokok (NRP) untuk mengubah status Anggota Muda menjadi Anggota Biasa. Kegiatan Operasional Pengembaraan ini berlangsung selama sepuluh hari pada tanggal 07-16 Agustus 2024 yang bertempat di Gunung Lawu. Gunung Lawu merupakan salah satu gunung berapi aktif di Jawa dengan ketinggian mencapai 3265 mdpl.

Gambar 1. Tim Gunung Hutan AM CK berfoto bersama Pendamping di Sekretariat

Gambar 2. Sabana Gunung Lawu

        Kegiatan dimulai dari Desa Sidomulyo, Magetan, Jawa Timur sampai Basecamp Candi Cetho, Desa Gumeng, Karanganyar, Jawa Tengah. Kegiatan ini dilakukan oleh Anggota Muda Divisi Gunung Hutan yang beranggotakan Alfa Ihsan Ramadhan, Alifia Rahmawati, Melisa Setiowati, Muhamad Irsal Yakhsa, Muhammad Fathoni Atthoriq dan Naila Andina Amaralita serta dua pendamping yaitu Reza Dwianta (NRP.UPL-2020463/PJ) dan Indra Kurnia Wicaksono (NRP.UPL-2023504/EK). Bentuk kegiatan yang dilakukan pada kegiatan operasional pengembaraan ini berupa bakti lingkungan, pembukaan dan pemetaan jalur Gunung Lawu dari titik start Desa Sidomulyo pada ketinggian 1300 mdpl sampai Sendang Derajat pada ketinggian 3125 mdpl. Kegiatan dilakukan dengan mengaplikasikan materi Gunung Hutan yang mencakup teknik berjalan, teknik navigasi darat, manajemen perjalanan, deskripsi jalur dan deskripsi shelter/camp.

Gambar 3. Persiapan Perjalan dari Stasiun Kereta Purwokerto

Hari pertama operasional dilakukan dengan Perjalanan dari Purwokerto sampai desa Sidomulyo. Pembukaan dan pemetaan jalur baru dimulai di hari kedua operasional. Di hari kedua, tim juga melakukan bakti lingkungan berupa penanaman lima bibit pohon beringin yang berlokasi di sumber air Gangging serta memberikan tiga bibit pohon sirsak kepada perangkat desa. Gangging sendiri merupakan sumber mata air peninggalan Belanda sejak tahun 1905, pada saat ini Gangging menjadi sumber air konsumsi di wilayah Magetan. Diharapkan dengan melakukan bakti tersebut dapat memberikan manfaat bagi desa Sidomulyo.

 

Gambar 4. Foto Bersama Perangkat Desa Sidomulyo

Gambar 5. Penanaman Pohon Beringin

Operasional sempat terhambat karena BPBD setempat meminta untuk briefing terkait kondisi medan dan jalur yang akan dilalui oleh tim. " Jalur yang kalian lalui merupakan medan berbatu yang sulit hingga tidak bisa dilewati, bahkan setelah puncakan kalian akan menemui punggungan yang 'blank', maka dari itu kami tidak bisa mengizinkan juga tidak bisa melarang, silahkan kalian pikirkan kembali". ujar Sugeng selaku BPBD setempat. Dari informasi tersebut, tim memutuskan untuk tetap meneruskan operasional karena dengan segala persiapan, keilmuan dan tenaga yang dimiliki tim yakin dapat melewati hal tersebut. 

Gambar 6. Briefing bersama BPBD setempat

Tim memulai pembukaan dan pemetaan jalur dari hari kedua operasional sampai hari keenam operasional. Pada pembukaan jalur, teknik navigasi darat yang diterapkan oleh tim berupa guide kompas dan guide punggungan, dimana tim hanya melewati satu punggungan dengan sesekali menggunakan kompas dalam menentukan titik tujuan. Tim juga melakukan pemetaan untuk menentukan jalur dan posisi tim baik di peta maupun di medan sebenarnya dengan menggunakan metode orientasi medan.

Gambar 7. Pemetaan dengan teknik Navigasi darat

Vegetasi dan kondisi jalur maupun kondisi medan yang dilalui sangat beragam. Dari titik start sampai titik A vegetasinya cukup rapat dan didominasi oleh pohon pinus dan tanaman semak dengan medan yang tidak terlalu curam. Menuju titik B, tim harus melewati puncakan Punthuk Gede dengan medan yang mulai curam berupa punggungan tipis yang di kanan kirinya lembahan dalam (jurang). Vegetasi menuju titik B mulai terbuka dengan tanaman ilalang, paku, semak berduri serta pohon cemara bekas kebakaran. Menuju titik C, medan yang dilalui semakin curam, tim dituntut untuk fokus karena apabila lengah sedikit maka nyawa yang menjadi taruhannya. Dari titik D sampai titik E, medan yang dilalui sudah tidak terlalu curam namun dengan tanah yang gersang, cuaca panas, serta vegetasi yang sangat terbuka cukup menguras tenaga dan membuat tim dehidrasi. Medan terbilang mudah ketika tim menuju titik terakhir pembukaan jalur yaitu Sendang Drajat.

Gambar 8. Kondisi jalur Start - Titik A

Gambar 9. Kondisi jalur Titik A - Titik B

Gambar 10. Kondisi jalut Titik B - Titik C

Gambar 11. Kondisi jalur Titik C - Titik D

Gambar 12. Kondisi jalur Titik D - Titik E

Perjuangan yang penuh rintangan dan tantangan ini akhirnya terbayarkan ketika tim sampai di puncak tertinggi Gunung Lawu yaitu Puncak Hargo Dumilah di ketinggian 3.265 mdpl. Namun tidak berhenti disitu saja, tim masih harus melanjutkan perjalanan turun melewati jalur pendakian Candi Cetho. Perjalanan turun ini membutuhkan waktu selama dua hari dari hari ketujuh sampai hari kedelapan operasional. Pada perjalanan turun ini, tim melakukan teknik navigasi darat berupa guide jalur serta pemetaan jalur menggunakan metode orientasi medan dan sesekali menggunakan metode resection.


Gambar 13. Puncak Lawu Hargo Dumilah

Operasional hari kesembilan dilakukan dengan melakukan kunjungan serta silaturahmi dengan Anggota Luar Biasa (ALB) yang berada di Solo. Hari kesepuluh sekaligus hari terakhir operasional merupakan perjalanan pulang dari Solo menuju Purwokerto. Penutupan yang berlangsung di sekretariat UPL MPA Unsoed menandakan telah berakhirnya kegiatan Operasional Pengembaraan Divisi Gunung Hutan. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa Divisi Gunung Hutan Anggota Muda Cakar Karang UPL MPA Unsoed telah berhasil mewujudkan impiannya untuk melaksanakan Pengembaraan.

Gambar 14. Silaturahmi di Kediaman ALB UPL MPA Unsoed

Perjalanan panjang bersama haru pilu perjuangan kini telah usai, ribuan tangis hingga jutaan tawa turut mewarnai perjalanan ini. Kebersamaan yang tercipta semakin menghangatkan kekeluargaan ini hingga menorehkan kenangan penuh arti. Dengan ini, dengan catatan ini, kisah 6 Pengembara terukir. Ucapan Terimakasih tak henti tertutur pada sang pencipta alam.


Gambar 15. Foto Bersama di Camp 3

Gambar 16. Keindahan Sunrise di Camp 3


“Alam akan memberikan keindahan bagi setiap insan yang terus berusaha melangkah tanpa lisan yang berkeluh kesah”

 HELLO GENK!!!🦉🔥

Posting Komentar

0 Komentar