Pendakian
wajib Anggota Biasa UPL MPA Unsoed dilaksanakan di Gunung Slamet jalur Dipajaya yang terletak di Clekatakan,
Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Pendakian dilaksanakan
pada tanggal 14 s.d 17 Agustus 2024. Pendakian kali ini oleh Anggota Biasa, Nur
Lita Dewi NRP.UPL-2021474/CE dan Syaima Hanifa Mujahidah NRP.UPL-2021480/CE. Kegiatan
diawali dengan melakukan perjalanan dari Sekretariat UPL MPA Unsoed menuju
Basecamp Dipajaya. Pemalang
menyambut tim dengan cuaca cerah berangin serta menampakkan kemegahan Gunung
Slamet dari arah barat. Sebelum memulai pendakian, tim melakukan proses
registrasi Simaksi (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi) oleh Basecamp Dipajaya
dan memberikan perizinan pendakian.
Gambar 1. Jalur Pendakian Via Dipajaya |
Segurat sinar matahari terbit, pada tanggal 15 Agustus
2024 membangunkan tim untuk bersiap melakukan perjalanan menuju puncak Gunung
Slamet. Hari itu, perjalanan dimulai pada pukul 08.20 WIB di jalur Dipajaya
yang diawali dengan ladang milik warga, yang kemudian bertemu track tanah yang
cukup panjang namun tidak terlalu terjal. Tim dipertemukan dengan pertemuan
jalur Bambangan dan Dipajaya sebelum menapakkan kaki di pos 3 (Pondok Cemara).
Sampai pada sekitar pukul 18.00 Tim memutuskan untuk mendirikan tenda di Pos 5
(Mata Air) dan mempersiapkan untuk operasional hari berikutnya yaitu memandangi
Jawa Tengah dari sudut pandang puncak Gunung Slamet.
Gambar 2. Pemandangan Sunrise pada saat Summit |
Gambar 3. Anggota Biasa berfoto bersama di Puncak Wijaya |
Hari operasional ketiga ini menjadi tujuan utama tim
dalam kegiatan saat itu. Namun, pengalaman menarik dapat dirasakan oleh tim
yaitu bisa berkesempatan mendapat teman baru yang membersamai dalam kegiatan
summit hari itu. Semilir angin menyelimuti perjalanan pada dini hari.
Pemandangan matahari terbit dapat dinikmati seraya menapaki Pos 6 dan Pos 7.
Langit berubah dari hitam menjadi oren yang kemudian menjadi biru. Matahari
mulai menampakkan diri dengan sempurna seraya tim terus berjalan menaiki kontur
Gunung Slamet yang cukup terjal dan sempit. Sampai pada akhirnya, pola vegetasi
berubah menjadi bebatuan. Tim memutuskan istirahat sebentar di Pos 9
(pelawangan) sambil menikmati pemandangan pagi hari yang cerah seperti sudah
menanti lama kehadiran para pendaki yang mencintai kemegahan Gunung Slamet.
Satu demi satu batuan yang menghiasi pelawangan dilewati oleh tim. Sekitar dua jam akhirnya menemukan titik landai yang
dikukuhkan dengan dua papan hitam bertuliskan “Puncak Wijaya” dan “TOP 3428
MASL”. Cuaca cerah mendukung proses pemotretan tiap sudut dari puncak Gunung
Slamet. Perjalanan 2 hari terbayarkan dengan 1 jam lensa mata yang terus
merekam setiap pemandangan alam dari “Si Atap Jawa Tengah”.
Operasional hari selanjutnya dilaksanakan dengan menuruni anak tangga sampai dengan kembali ke titik 1595 mdpl. Perjalanan kali ini menjadi berkesan karena bertepatan dengan peringatan hari bersejarah Indonesia yaitu Kemerdekaan Indonesia. Meskipun dalam kegiatan terdapat berbagai kendala dan keadaan jalur cukup ramai, namun bukanlah ide yang buruk untuk bisa berada di Gunung Slamet saat memperingati hari bersejarahnya Indonesia.
Hello Genk!!🦉🔥
0 Komentar